|
AboutAhlan wa sahlan
Extras and historyContact info
msn : ahmadybm@hotmail.com
Past posts by month
October 2007 /
November 2007 /
December 2007 /
January 2008 /
February 2008 /
March 2008 /
April 2008 /
May 2008 /
June 2008 /
July 2008 /
August 2008 /
September 2008 /
October 2008 /
November 2008 /
December 2008 /
January 2009 /
February 2009 /
March 2009 /
May 2009 /
June 2009 /
September 2009 /
Past posts by entries
Nisfu Syaaban Nisfu dlm bahasa arab bererti seten... /
Few Best Azan from around the world. I still prefe... /
The Biography of "Habib Noh bin M... /
I've simply lose all respect for certain peopleDon... /
Hasbi Rabbi - Ramadan coming people~! /
Thanks for being very honest with me friend!I than... /
PERISTIWA ISRAK DAN MIKRAJ Se... /
SIAPA LAGI MULIA???'HAI MANUSIA ANJING………....LEMBU... /
People have start to match make me with people who... /
Ya AllahCucurilah rahmat atas jasad hambamu ini.Sa... /
TagboardLinksFavorites
link .
link .
link .
Links;
link .
link .
link .
link .
link .
link .
link .
link .
link .
link .
link .
link .
link .
link .
link .
| Everyday story3:50 PM - Sunday, August 17, 2008
Berhenti menjadi Gelas Seorang guru sufi mendatangi seorang muridnya ketika wajahnya belakangan ini selalu tampak murung."Kenapa kau selalu murung, nak? Bukankah banyak hal yang indah di dunia ini? Ke mana perginya wajah bersyukurmu?" sang Guru bertanya. "Guru, belakangan ini hidup saya penuh masalah. Sulit bagi saya untuk tersenyum. Masalah datang seperti tak ada habis-habisnya," jawab sang murid muda. Sang Guru terkekeh. "Nak, ambil segelas air dan dua genggam garam. Bawalah ke mari. Biar kuperbaiki suasana hatimu itu."
Si murid pun beranjak pelan tanpa semangat. Ia laksanakan permintaan gurunya itu, lalu kembali lagi membawa gelas dan garam sebagaimana yang diminta. "Coba ambil segenggam garam, dan masukkan ke segelas air itu," kataSang Guru. "Setelah itu coba kau minum airnya sedikit." Si murid pun melakukannya. Wajahnya kini meringis karena meminum air masin. "Bagaimana rasanya?" tanya Sang Guru. "Masin, dan perutku jadi mual," jawab si murid dengan wajah yang masihmeringis. Sang Guru terkekeh-kekeh melihat wajah muridnya yang meringis kemasinan. "Sekarang kau ikut aku." Sang Guru membawa muridnya ke danau di dekat tempat mereka. "Ambil garam yang tersisa, dan tebarkan ke danau." Si murid menebarkan segenggam garam yang tersisa ke danau, tanpa bicara. Rasa asin di mulutnya belum hilang. Dia ingin meludahkan rasa asin dari mulutnya, tapi tak dilakukannya. Rasanya tak sopan meludah di hadapan mursyid, begitu pikirnya. "Sekarang, coba kau minum air danau itu," kata Sang Guru sambil mencari batu yang cukup datar untuk didudukinya, tepat di pinggir danau. Si murid menangkupkan kedua tangannya, mengambil air danau, dan membawanya ke mulutnya lalu meneguknya. Ketika air danau yang dingin dan segar mengalir di tenggorokannya. Sang Guru bertanya kepadanya, "Bagaimana rasanya?" "Segar, segar sekali," kata si murid sambil mengelap bibirnya dengan belakang tangannya. Tentu saja, danau ini berasal dari aliran sumber air di atas sana. Dan airnya mengalir menjadi sungai kecil di bawah. Dan sudah pasti, air danau ini juga menghilangkan rasa asin yang tersisa di mulutnya. "Terasakah rasa garam yang kau tebarkan tadi?" "Tidak sama sekali," kata si murid sambil mengambil air danmeminumnya lagi. Sang Guru hanya tersenyum memperhatikannya,membiarkan muridnya itu meminum air danau sampai puas. "Nak," kata Sang Guru setelah muridnya selesai minum. "Segala masalah dalam hidup itu seperti segenggam garam. Tidak kurang, tidak lebih. Hanya segenggam garam. Banyaknya masalah dan penderitaan yang harus kau alami sepanjang kehidupanmu itu sudah dikadar oleh Allah, sesuai untuk dirimu. Jumlahnya tetap, segitu-segitu saja, tidak berkurang dan tidak bertambah. Setiap manusia yang lahir ke dunia ini pun demikian. Tidak ada satu pun manusia, walaupun dia seorang Nabi, yang bebas daripada penderitaan dan masalah." Si murid terdiam, mendengarkan. "Tapi Nak, rasa `asin' dari penderitaan yang dialami itu sangat tergantung dari besarnya 'qalbu'(hati) yang menampungnya. Jadi Nak, supaya tidak merasa menderita, berhentilah jadi gelas. Jadikan qalbu dalam dadamu itu jadi sebesar danau." Yesterdays event was a success. Alhamdullilah. 14 more days to Ramadhan..yays! |
|